Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Tinjauan tafsir pada ayat ini ditekankan pada pembahasan kalimat “wa anzalna al- hadiida”. Perbandingan ketujuh macam terjemahkan menunjukkan dua perbedaan kelompok terjemahan pada kalimat tersebut yaitu “menciptakan/menjadikan” dan “menurunkan”.
Dalam penjelasannya, Tafsir Ibnu Katsir menafsirkannya sebagai “menjadikan/menciptakan” sementara Tafsir Jalalen menafsirkannya sebagai “akhrajnaahu min al-ma’aadin” atau “mengeluarkannya (besi) dari pertambangan”. Sementara itu, Prof Mahmud Yunus dalam tafsirannya menjelaskan bahwa “bukanlah arti ayat ini bahwa Allah menurunkan besi dari langit, melainkan mengadakannya dalam bumi dan menganugerahkan akal pikiran kepada manusia, untuk mengeluarkannya sehingga dipergunakannya untuk kekuatan dalam medan peperangan”. Jadi menurut Prof Mahmud Yunus, seolah-olah Allah telah salah menggunakan kata “anzalnaa” pada besi. Meskipun mungkin tidak ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan terjemahan terhadap makna atau isi ayat secara keseluruhan, tetapi tentunya ada hal yang sangat menarik untuk diamati mengingat judul suratnya adalah Al-Hadid yang tentunya ada sesuatu yang spesial tentang Al-Hadid (besi).
Yang perlu diteliti, mengapa Allah sengaja menggunakan kata “wa-anzalnaa (dan Kami turunkan)” bukan “wa-ja’alnaa (dan Kami jadikan/ciptakan)” atau wa-akhrajnaa (dan Kami keluarkan)? Penggunaan kata “anzalnaa” untuk besi sepadan dengan kata “anzalnaa” yang digunakan untuk air yang diturunkan dari langit dan juga kata “anzalnaa” untuk Qur’an yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad. Untuk menjawab hal ini, tentunya tidak mudah jika kita memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan sehingga kita sering tidak mampu memahaminya karena jelas ilmu Allah itu sangatlah luas.
Barangkali perspektif ilmu pengetahuan modernlah yang akhirnya bisa membuka ‘misteri’ atau mengungkap kebenaran akan Firman Allah tersebut.
Seorang ilmuan di Badan Pusat Anatariksa Amerika Serikat (NASA) pernah ditanya tentang unsur besi dan bagaimana besi itu terbentuk. Dia menjelaskan secara panjang lebar bagaimana semua unsur atau elemen yang ada di bumi ini terbentuk. Dia menyatakan bahwa para ilmuan hanya baru-baru ini menemukan bukti-bukti yang relevan tentang proses pembentukan tersebut. Dia mengatakan bahwa sistim energi matahari awalnya tidak cukup untuk memproduksi satu atom unsur besi. Dalam perhitungan, untuk membentuk satu atom besi (Fe) diperlukan sekitar empat kali sebanyak sistim energi matahari seluruhnya.
Dengan kata lain, seluruh energi bumi atau bulan atau planet Mars atau planet yang lain tidak cukup untuk membentuk satu atom besi baru, bahkan seluruh energi matahari tidak cukup untuk itu. Maka dari itu ilmuan NASA tersebut berkesimpulan dan percaya bahwa besi berasal dari luar angkasa yang diturunkan ke bumi dan bukan dibentuk di bumi seperti unsur yang lain. Jadi tepatlah Allah katakan “wa-anzalna al-hadiida ” yang artinya “dan kami turunkan besi”. Jadi sebenarnya Qur’an telah menggunakan kata-kata yang tepat dan mudah dipahami, tetapi karena keterbatasan akal pikiran, ahli tafsir sampai berpikir bahwa tidak tepat kalau besi itu diturunkan. Allaahu Akbar.
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
Tinjauan tafsir pada ayat ini ditekankan pada pembahasan kalimat “wa anzalna al- hadiida”. Perbandingan ketujuh macam terjemahkan menunjukkan dua perbedaan kelompok terjemahan pada kalimat tersebut yaitu “menciptakan/menjadikan” dan “menurunkan”.
Dalam penjelasannya, Tafsir Ibnu Katsir menafsirkannya sebagai “menjadikan/menciptakan” sementara Tafsir Jalalen menafsirkannya sebagai “akhrajnaahu min al-ma’aadin” atau “mengeluarkannya (besi) dari pertambangan”. Sementara itu, Prof Mahmud Yunus dalam tafsirannya menjelaskan bahwa “bukanlah arti ayat ini bahwa Allah menurunkan besi dari langit, melainkan mengadakannya dalam bumi dan menganugerahkan akal pikiran kepada manusia, untuk mengeluarkannya sehingga dipergunakannya untuk kekuatan dalam medan peperangan”. Jadi menurut Prof Mahmud Yunus, seolah-olah Allah telah salah menggunakan kata “anzalnaa” pada besi. Meskipun mungkin tidak ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan terjemahan terhadap makna atau isi ayat secara keseluruhan, tetapi tentunya ada hal yang sangat menarik untuk diamati mengingat judul suratnya adalah Al-Hadid yang tentunya ada sesuatu yang spesial tentang Al-Hadid (besi).
Yang perlu diteliti, mengapa Allah sengaja menggunakan kata “wa-anzalnaa (dan Kami turunkan)” bukan “wa-ja’alnaa (dan Kami jadikan/ciptakan)” atau wa-akhrajnaa (dan Kami keluarkan)? Penggunaan kata “anzalnaa” untuk besi sepadan dengan kata “anzalnaa” yang digunakan untuk air yang diturunkan dari langit dan juga kata “anzalnaa” untuk Qur’an yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad. Untuk menjawab hal ini, tentunya tidak mudah jika kita memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan sehingga kita sering tidak mampu memahaminya karena jelas ilmu Allah itu sangatlah luas.
Barangkali perspektif ilmu pengetahuan modernlah yang akhirnya bisa membuka ‘misteri’ atau mengungkap kebenaran akan Firman Allah tersebut.
Seorang ilmuan di Badan Pusat Anatariksa Amerika Serikat (NASA) pernah ditanya tentang unsur besi dan bagaimana besi itu terbentuk. Dia menjelaskan secara panjang lebar bagaimana semua unsur atau elemen yang ada di bumi ini terbentuk. Dia menyatakan bahwa para ilmuan hanya baru-baru ini menemukan bukti-bukti yang relevan tentang proses pembentukan tersebut. Dia mengatakan bahwa sistim energi matahari awalnya tidak cukup untuk memproduksi satu atom unsur besi. Dalam perhitungan, untuk membentuk satu atom besi (Fe) diperlukan sekitar empat kali sebanyak sistim energi matahari seluruhnya.
Dengan kata lain, seluruh energi bumi atau bulan atau planet Mars atau planet yang lain tidak cukup untuk membentuk satu atom besi baru, bahkan seluruh energi matahari tidak cukup untuk itu. Maka dari itu ilmuan NASA tersebut berkesimpulan dan percaya bahwa besi berasal dari luar angkasa yang diturunkan ke bumi dan bukan dibentuk di bumi seperti unsur yang lain. Jadi tepatlah Allah katakan “wa-anzalna al-hadiida ” yang artinya “dan kami turunkan besi”. Jadi sebenarnya Qur’an telah menggunakan kata-kata yang tepat dan mudah dipahami, tetapi karena keterbatasan akal pikiran, ahli tafsir sampai berpikir bahwa tidak tepat kalau besi itu diturunkan. Allaahu Akbar.