Selasa, 09 Juli 2013

Rahasia BESI ( Al Hadid )

Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Qur'an. Dalam Surat Al Hadiid, yang berarti "besi", kita diberitahu sebagai berikut:
"…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)

Tinjauan tafsir pada ayat ini ditekankan pada pembahasan kalimat “wa anzalna al- hadiida”. Perbandingan ketujuh macam terjemahkan menunjukkan dua perbedaan kelompok terjemahan pada kalimat tersebut yaitu “menciptakan/menjadikan” dan “menurunkan”.

Dalam penjelasannya, Tafsir Ibnu Katsir menafsirkannya sebagai “menjadikan/menciptakan” sementara Tafsir Jalalen menafsirkannya sebagai “akhrajnaahu min al-ma’aadin” atau “mengeluarkannya (besi) dari pertambangan”. Sementara itu, Prof Mahmud Yunus dalam tafsirannya menjelaskan bahwa “bukanlah arti ayat ini bahwa Allah menurunkan besi dari langit, melainkan mengadakannya dalam bumi dan menganugerahkan akal pikiran kepada manusia, untuk mengeluarkannya sehingga dipergunakannya untuk kekuatan dalam medan peperangan”. Jadi menurut Prof Mahmud Yunus, seolah-olah Allah telah salah menggunakan kata “anzalnaa” pada besi. Meskipun mungkin tidak ada pengaruh yang signifikan dari perbedaan terjemahan terhadap makna atau isi ayat secara keseluruhan, tetapi tentunya ada hal yang sangat menarik untuk diamati mengingat judul suratnya adalah Al-Hadid yang tentunya ada sesuatu yang spesial tentang Al-Hadid (besi).

Yang perlu diteliti, mengapa Allah sengaja menggunakan kata “wa-anzalnaa (dan Kami turunkan)” bukan “wa-ja’alnaa (dan Kami jadikan/ciptakan)” atau wa-akhrajnaa (dan Kami keluarkan)? Penggunaan kata “anzalnaa” untuk besi sepadan dengan kata “anzalnaa” yang digunakan untuk air yang diturunkan dari langit dan juga kata “anzalnaa” untuk Qur’an yang diturunkan kepada umat manusia melalui Muhammad. Untuk menjawab hal ini, tentunya tidak mudah jika kita memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan sehingga kita sering tidak mampu memahaminya karena jelas ilmu Allah itu sangatlah luas.

Barangkali perspektif ilmu pengetahuan modernlah yang akhirnya bisa membuka ‘misteri’ atau mengungkap kebenaran akan Firman Allah tersebut.

Seorang ilmuan di Badan Pusat Anatariksa Amerika Serikat (NASA) pernah ditanya tentang unsur besi dan bagaimana besi itu terbentuk. Dia menjelaskan secara panjang lebar bagaimana semua unsur atau elemen yang ada di bumi ini terbentuk. Dia menyatakan bahwa para ilmuan hanya baru-baru ini menemukan bukti-bukti yang relevan tentang proses pembentukan tersebut. Dia mengatakan bahwa sistim energi matahari awalnya tidak cukup untuk memproduksi satu atom unsur besi. Dalam perhitungan, untuk membentuk satu atom besi (Fe) diperlukan sekitar empat kali sebanyak sistim energi matahari seluruhnya.

Dengan kata lain, seluruh energi bumi atau bulan atau planet Mars atau planet yang lain tidak cukup untuk membentuk satu atom besi baru, bahkan seluruh energi matahari tidak cukup untuk itu. Maka dari itu ilmuan NASA tersebut berkesimpulan dan percaya bahwa besi berasal dari luar angkasa yang diturunkan ke bumi dan bukan dibentuk di bumi seperti unsur yang lain. Jadi tepatlah Allah katakan “wa-anzalna al-hadiida ” yang artinya “dan kami turunkan besi”. Jadi sebenarnya Qur’an telah menggunakan kata-kata yang tepat dan mudah dipahami, tetapi karena keterbatasan akal pikiran, ahli tafsir sampai berpikir bahwa tidak tepat kalau besi itu diturunkan. Allaahu Akbar.

Kamis, 09 Mei 2013

Kisah Istri Uje


Kisah Istri Uje

Berikut ini adalah penuturan Pipik saat tahlilan malam kedua yang disiarkan di program Just Alvin. Semoga bisa diambil hikmahnya :

"Uje buat saya, beliau selain suami, beliau guru buat saya. Saya bangga luar biasa. Saya selalu ingat kata-kata beliau, yang selalu mengajarkan saya dan anak saya. Ke anak saya beliau selalu bilang, Abi tidak akan pernah memaksa kalian harus seperti Abi. Kalian sudah bermanfaat untuk orang lain saja, Abi sudah senang.

Mau kalian jadi apapun kalian harus beriman, jangan tinggalin salat. Selalu setiap kali bertemu siapapun, baik itu pemulung, kalian harus mendoakan dia. Itu yang selalu diterapkan kepada anak-anak.

Dan beliau mencontohkan hal-hal yang luar biasa. Seperti di lampu merah, ada penjual apapun, beliau selalu beli. Sampai anak-anak (bertanya), Abi buat apa beli kemoceng. Udah beli saja yang penting bermanfaat. Yang terpenting mereka pulang bawa rezeki buat istri dan anak-anaknya. Itu yang selalu dicontohkan kepada anak-anak.

Maaf, terus ada peminta-minta dia selalu bilang ke anak-anak, ayo siapa yang mau ngasih, ayo siapa yang punya uang. Lalu anak-anak saling berebutan mencari di kantongnya masing-masing.

Dan beliau juga selalu menasehati saya, kamu harus jadi wanita yang kuat. Karena kamu adalah ibunya muslimat-muslimat semuanya.

Kamu harus bisa mendidik anak-anak, karena lima menit kedepan kita gak pernah tau skenario Allah untuk kita, lima menit ke depan, abi gak pernah tau apa yang akan terjadi pada diri abi. Jadi kamu harus kuat, kamu harus siap.

Dan Allah membuktikan itu. Lima menit gak pernah tau, takdir baik seperti ini. Dan saya bangga luar biasa.

Beliau juga mengajarkan saya, jika kita dicaci maki, kita dizolimi, kita jangan pernah membalasnya dengan caci makian. Doakan mereka. Itulah sesungguhnya kemuliaan.

Saya, juga berterimakasih kepada semua masyarakat dimanapun. Saya yakin beliau sekarang sudah bertemu dengan Rasulullah Alaihi wassalam, yang menjadi kebanggan beliau.

Setiap mau tidur, saya tidak pernah tidak mendengar dari mulut beliau bersenandung, bershalawat. Tidak pernah tidak dengar. Sampai belakangan ini juga selalu begitu.

(Pipik terisak. Dia terdiam sesaat....)

Sewaktu saya melihat dan menyaksikan sendiri, begitu banyak antusiasme masyarakat yang ingin memegang keranda, menggendong dan ingin mensolatkan, ingin mengantar ke pemakaman. Di dalam mobil jenasah saya peluk keranda, saya ngobrol. Dan saya yakin suami saya mendengarkan saya. Saya bilang, Abi, Umi bangga punya suami seperti Abi. Abi bangga, Allah kirimkan manusia seperti Abi.

Karena saya sama beliau dari nol. Karena saya juga bukan... bukan...bukan... Saya juga bukan wanita, bukan wanita yang baik-baik...kita berdua mengarungi perjalanan yang luar biasa. Kita berdua susah senang. Ini adalah ujian yang harus saya nikmati berdua.

Saya bilang, Abi bisa lihat ribuan masyarakat mengagumi Abi. Abi bangga...Abi bangga. Umi janji, Umi akan mendidik anak-anak, membesarkan anak-anak. Sehingga Abi bangga sama mereka. Mereka akan menjadi besar seperti Abi. Saya bicara seperti itu.

Ya Allah,
Saya ingat satu, saya ingat terakhir kemarin. Saya gak menganggap ini firasat. Tapi saat siang, saya tidur sama beliau, beliau pegang tangan saya. Terus beliau bilang, Umi belajar dong, mandiin jenasah. saya bilang gak ah, takut.

Gak apa-apa, kita coba yuk, Dikaffa-nin. Siapa yang jadi modelnya Bi, saya bilang begitu. Terus dia bilang, Abi saja yang jadi modelnya. Ya sudah kita berdua saja yang jadi modelnya. Saya bercandain begitu. Atau Umi yang jadi Malaikatnya deh, terus umi tanya, "Man Robbuka". Saya masih becandain seperti itu. Dan beliau ketawa..

Beliau..beliau..ngajak saya baca "Subhanal Malikil Quddus", yang selalu beliau baca sebelum memulai ceramah. Ayo, Mi, kita baca bareng-bareng. Terus saya bilang, Abi, kok saya baca "Subhanal Malikil Quddus" suka terbalik-balik yah. Lalu beliau tuntun saya.

Dan saya ingat kata-kata terakhir beliau di sini, di meja makan. Beliau bilang, kalau Abi masuk surga, terus Abi melihat gak ada orang tua Abi di situ, Abi akan tanya sama Allah, ya Allah, saya tidak mau masuk surga karena tidak ada orang tua saya. Saya mau keluar mencari orangtua saya.

Lalu dia bertanya kalau Abi masuk surga, gak ada anak-anak Abi, Abi akan bilang sama Allah. Ya Allah saya masuk surga tapi kamu meninggalkan anak-anak saya.

Kalau Abi masuk surga, Abi gak melihat ada Umi, Abi akan keluar, ya Allah kenapa gak ada istri saya. Jadi, buat saya beliau lebih mengutamakan orang lain terlebih dahulu.

Salamun khairotim muttaqin, semoga kita semua penghuni kuburnya dan surganya bisa berkumpul bersama di sana.

Allahumma aamiin,semoga kita bisa memetik hikmah di dalamnya

Dahsyatnya Bangun Pagi, Tahajud , Subuh dan Dhuha
Semoga bermanfaat dan menginspirasi dan menjadi renungan bagi sahabat yang lainnya.